Wednesday 13 February 2013

Islam Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati

Bagi saya,  hidup dengan berpedoman pada Islam maka akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan itu tidak saja bersifat lahir, tetapi juga batin. Secara lahir, dengan berpedoman Islam, maka akan  menjadi sehat, baik sehat jasmani maupun rokhani. Islam mengajarkan kepada semua orang agar selalu memelihara pikiran supaya tetap sehat, hati dan juga semua anggota tubuh. Dengan demikian,  Islam adalah jalan hidup untuk memelihara dan menyelamatkan kehidupan itu sendiri.

Sementara orang, tentu yang belum mengerti, Islam dianggap sebagai ajaran yang membelenggu, menjauhkan dari kebahagiaan, tidak masuk akal, kuno,  dan bahkan akhir-akhir ini dipandang sebagai  sumber kekerasan. Padahal sejatinya tidak begitu. Islam justru mengajarkan kemajuan, kemoderenan, mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan, keadilan, kebersamaan dan bahkan agar saling menyayangi di antara sesama. Islam mengajarkan agar dalam menjalani hidup saling tolong menolong, menghormati, menghargai dan mencegah kerusakan.

Islam adalah ajaran yang memberi tuntunan agar setiap manusia dihormati,  saling memberi maaf ketika melakukan kesalahan, memberikan peringatan, berbagi dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan saling memelihara dan memberi manfaat antar sesama. Ajaran yang dibawa oleh rasulullah juga mengajarkan agar setiap orang membangun keyakinan yang kokoh bahwa manusia itu adalah ciptaan Tuhan. Mereka tidak boleh menyembah kepada selain-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, ummat Islam agar memelihara perilaku yang mulia atau akhlakul karimah.

Muhammad sebagai nabi terakhir tidak pernah mengajak untuk menyalahkan ajaran nabi-nabi sebelumnya. Ia juga mengajari agar mengimani terhadap semua para rasul Allah, dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad saw. Islam juga mengajarkan agar ummatnya mengimani terhadap kitab-kitab Allah, yaitu taurat, zabur, injil dan al Qur’an. Nabi Muhammad tidak membantah atas kebenaran kitab-kitab tersebut. Di dalam  al Qur’an juga diajarkan  agar, sebagai seorang yang bertaqwa, agar supaya mengimani al Qur’an dan kitab-kitab lain yang diturunkan sebelumnya, yaitu kitab-kitab sebagaimana disebutkan di muka.          

Islam  mementingkan keselamatan bagi semua. Keselamatan itu dalam perspektif yang amat panjang, yaitu baik di dunia maupun di akherat. Agar seseorang menjadi selamat, maka harus selalu menjalin hubungan baik  dengan Tuhan dan juga hubungan baik dengan sesama. Hubungan baik dengan Tuhan dilakukan dengan cara mengimani-Nya, menjalankan kegiatan ritual sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi-Nya. Hubungan baik dengan sesama didasarkan pada  akhlak yang mulia.


Tidak dibolehkan sebagai ummat Islam membuat kerusakan di muka bumi, baik kerusakan terhadap manusia, lingkungan dan alam ini. Bahkan manusia tidak boleh merusak dirinya sendiri, bunuh diri misalnya. Larangan mencuri, berjudi, meminum minuman yang memabukkan, merampas hak orang lain, menyakiti dan apalagi membunuh orang adalah bisa dimaknai dengan jelas, bahwa Islam adalah ajaran  yang berusaha menjauhkan dari kerusakan itu. Sedemikian jelas, bahwa Islam adalah agama yang mengajak kepada keselamatan dan bahkan kebahagiaan yang sejati.

Ajaran yang mengantarkan pada suasana bahagia itu telah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad beserta para sahabat dan ummatnya semasa hidupnya di Madinah. Masyarakat madinah kemudian dikenal dalam sejarah ummat manusia  sebagai tatanan kehidupan yang amat ideal. Tatanana masyarakat madinah yang disebut ideal  itu dikenal dalam sejarah hingga sekarang ini. Itulah sebabnya tatkala orang ingin membangun masyarakat ideal, yaitu damai, rukun dan sejahtera, maka  selalu mengacu pada masyarakat madinah itu.

Namun sayangnya, ajaran yang mulia itu tidak selalu ditangkap, dan bahkan oleh ummatnya sendiri. Sebagai akibatnya, masyarakat muslim banyak yang ketinggalan, baik dari aspek ilmu pengetahuan, ekonomi, politik dan juga kebudayaannya.  Banyak kalangan muslim yang ditimpa oleh kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Mereka itu, mengaku sebagai kaum muslimin, tetapi tidak  berpegang  sepenuhnya terhadap ajaran yang dibawa oleh rasulnya. Ajaran Islam yang mengajak pada persatuan, justru di antara sesama bertengkar dan bercerai berai. Islam menyeru pada keselamatan, tetapi  justru melakukan kerusakan di mana-mana.

Lebih dari itu semua, Islam mengajarkan agar peduli terhadap anak yatim dan orang miskin, tetapi yang terjadi justru memonopoli dan menumpuk harta sebanyak-banyaknya hingga yang lain menjadi miskin. Islam  mengajarkan kebahagiaan, keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan,  ternyata tertutupi oleh perilaku ummatnya yang belum sepenuhnya paham dan menjalankan ajaran nabi yang mulia  itu. Ummat Islam harus segera bangkit, menjalankan ajaran Islam  sebagai pintu meraih kebahagiaan sejati itu.Wallahu a’lam    

sumber
http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2850:islamn-jalan-menuju-kebahagiaan-sejati&catid=25:artikel-rektor

No comments:

Post a Comment